Abah Anton Charliyan Dianugerahi Sriraksa Kalpa Budaya sebagai Pelestari Budaya Nusantara
Ekspresi SEMARANG – Tokoh pelestari budaya Sunda, Irjen Pol (Purn) Dr. Drs. H. Anton Charliyan, M.Kn., yang akrab disapa Abah Anton Charliyan, menerima Anugerah Kehormatan Sriraksa Kalpa Budaya – Pelestari Budaya Nusantara dari Madukara (Majelis Adat Budaya Keraton Nusantara).
Penghargaan tersebut diserahkan dalam rangkaian Gelar Budaya Segoro Gunung ke-IX yang digelar di Balai Agung Keraton Amarta Bumi, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (27/12/2025). Anugerah diberikan langsung oleh Ketua Umum Madukara SA Prabu Punto Djoyonegoro, didampingi Sultan Indra Usman (Kesultanan Indrapura, Sumatera Barat) dan Raja Anak Agung Ngurah Putra Darma (Penglingsir Puri Bali).
Selain Abah Anton, sejumlah tokoh nasional juga menerima penghargaan serupa, di antaranya Mayjen TNI Rido Hermawan, Mayjen TNI Rionardo, Laksda TNI Ganda Wilaga, Laksda TNI Edy Tarjono (Lemhannas), serta Prof. Dr. Dewi Anggraeni (Warek IV Universitas Pamulang).
Kiprah Nyata dalam Pelestarian Budaya
Madukara menilai Abah Anton sebagai figur yang memiliki rekam jejak panjang dan konsisten dalam pelestarian budaya, khususnya budaya Sunda, sejak aktif sebagai perwira Polri hingga purnatugas. Semasa menjabat Kapolwil Priangan (2008) hingga Kapolda Jawa Barat (2016–2017), Abah Anton dikenal aktif menggagas dan mendukung berbagai program budaya dan pelindungan situs sejarah.
Sejumlah karya dan program budaya yang pernah digagas antara lain:
- Pendirian Tugu Kujang Pusaka setinggi 15 meter di Kampung Adat Naga, Tasikmalaya.
- Penggagas Gong Perdamaian Dunia di Karangkamulyan, Ciamis.
- Penerapan Aksara Sunda Kaganga pada papan nama satuan kepolisian di wilayah Priangan.
- Pembinaan kampung adat Naga, Dukuh, dan Kuta.
- Pendirian Padepokan dan Museum Pasulukan Lokaganda Sasmita di Garut.
- Pengamanan dan pelindungan berbagai situs sejarah dan museum di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
- Pembangunan Museum Galunggung di Tasikmalaya.
- Penyusunan pedoman penulisan Aksara Sunda Kaganga serta pelatihan bagi guru SD dan SMP.
- Penerbitan sejumlah buku tentang sejarah dan budaya Sunda.
Madukara menyebut, anugerah ini diberikan melalui proses kajian mendalam dan bukan semata karena jabatan atau pangkat, melainkan atas dasar kontribusi nyata terhadap pelestarian seni, budaya, dan sejarah Nusantara.
Ucapan Terima Kasih
Dalam keterangannya kepada media, Abah Anton menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diterimanya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Madukara dan Keraton Amarta Bumi atas kepercayaan yang diberikan. Semoga ke depan saya dapat terus mengabdikan diri dalam pelestarian seni dan budaya Nusantara,” ujarnya.
Acara tersebut turut dihadiri unsur Forkopimda Kendal dan Semarang, perwakilan trah Keraton Surakarta, Yogyakarta, serta Keraton Sumenep Madura. Prosesi berlangsung khidmat dalam suasana kekeluargaan.(P)

Posting Komentar